METODE PENELITIAN DAN PENULISAN ILMIAH Pemanfaatan Limbah Bagian Dalam Kulit Buah Durian Sebagai Insektisida Nabati Anti Nyamuk

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Nyamuk merupakan serangga yang sangat mengganggu karena menyebabkan rasa gatal dan sakit.Serangga jenis ini juga dapat menimbulkan penyakit yang berbahaya misalnya demam berdarah, malaria, cikungunya, dan lain-lain. Untuk menghindari penyakit-penyakit yang ditimbulkan tersebut diperlukan tindakan-tindakan seperti 3M (menguras, mengubur, menutup), fogging, memberikan obat dan vaksin untuk mencegah penyakit tersebut.Mengingat tingginya biaya obat dan vaksin pencegah penyakit karena gigitan nyamuksangat mahal dan pembuatannya yang rumit,maka dilakukan kewaspadaan dini terhadap kasus gigitan nyamuk.
Penggunaan insektisida kimia merupakan cara yang sering digunakan karena dapat menurunkan populasi serangga dalam waktu yang cukup singkat. Namun penggunaan insektisida ini dapat menimbulkan masalah karena mencemari lingkungan, membunuh organisme, menimbulkan banyak penyakit dan sangat berbahaya bagi anak.Penggunaan insektisida yang mengandung senyawa organoklorin, chlorinated hydrocarbons, provoxur, dichlorvos dan chorphyrifos sangat berbahaya terutama bagi anak-anak, senyawa ini menyebabkan kerusakan pada komponen-komponen selubung sel syaraf sehingga fungsi syaraf terganggu (Wudianto, 1988).Banyak ahli memperkirakan pengaruh buruk racun nyamuk ini tidak hilang dan terus menetap pada tubuh sampai anak tersebut dewasa.Oleh karena itu, perlu cara-cara lain untuk memberantas perkembangbiakan nyamuk yang aman bagi lingkungan dan tidak mengganggu ekosistem dan manusia.
Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah penggunaan insektisida nabati.Penggunaan insektisida nabati selain mengurangi pencemaran terhadap manusia dan lingkungan, harganya relatif lebih murah dibandingkan dengan insektisida kimia.
Insektisida nabati (antinyamuk) dapat dibuat dengan menggunakan teknologi tinggi dan dikerjakan dalam skala industri.Namun dapat pula dibuat dengan menggunakan teknologi sederhana oleh perorangan atau kelompok dalam masyarakat.Insektisida nabati (antinyamuk) yang dibuat dengan sederhana dapat berupa larutan hasil perasan, rendaman, ekstrak dan rebusan bagian tanaman atau tumbuhan seperti akar, umbi, batang, daun, biji dan buah.Apabila dibandingkan dengan insektisida kimia, insektisida nabati (antinyamuk) relatif lebih aman murah dan mudah dibuat sendiri.
Indonesia mempunyai flora yang sangat beragam, dan banyak tumbuh-tumbuhan yang merupakan sumber insektisida nabati (antinyamuk) yang dapat bermanfaat untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk seperti durian.
Kulit bagian dalam dari buah durian mengandung minyak atsiri dan alkohol yang membuat aroma durian itu menjadi menyengat.
Oleh karena itu, kami tertarik untuk melakukan penelitian yang dapat menghasilkan hal baru yang bermanfaat bagi orang lain, bangsa dan negara.Untuk itu kami melakukan penelitian ini karena kami menyadari bahwa generasi muda Indonesia,perlu memiliki pemikiran kritis dan penuh inovasi dalam menghasilkan sesuatu yang baru untuk dapat bersaing menjadi yang terbaik.
.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu
1. Apakah ekstrak kulit dalam buah durian dapat membunuh nyamuk?
2. Seberapa efektif daya bunuh ekstrak kulit dalam buah durian terhadap kematian nyamuk?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
a. Untuk mengetahui apakah ekstrak kulit dalam buah durian dapat membunuh nyamuk.
b. Untuk mengetahui efektifitas daya bunuh ekstrak kulit dalam buah durian terhadap nyamuk.

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat menggunakan kulit bagian dalam buah durian sebagai insektisida nabati(antinyamuk) dalam pemberantasan nyamuk penyakit demam berdarah, malaria, kaki gajah, dan cikungunya yang harganya murah, aman, dan dapat dibuat sendiri.
2. Bagi Instansi Kesehatan Khususnya Pemegang Program Penyakit Tular Vektor
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pemegang program dalam pengendalian nyamuk sebagai vektor penyakit demam berdarah, malaria, cikungunya dan filariasis dengan menggunakan bahan nabati (insektisida nabati(antinyamuk)) sebagai pengganti insektisida sintesis.

E. HIPOTESIS
Dari percobaan yang akankami lakukan, dengan asumsi bahwa nyamuk sangat takut dengan sumber bebauan yang menyengat, seperti bau kulit jeruk, bunga lavender atau bunga rosemary. Kulit bagian dalam buah durian juga memiliki bau yang menyengat, disebabkan karena di dalam kulit bagian dalam buah durian yang dikenal lezat ini terdapat kandungan minyak atsiri dan alkohol.Kandungan minyak atsiri dan alkohol yang terdapat dalam kulit bagian dalam buah durian inilah yang membuat nyamuk tidak menyukai baunya. Karena itu untuk lebih menonjolkan aromanya dan dapat mengusir serta membunuh nyamuk peneliti berusaha menambahkan atau mengurangi alkohol yang ada di dalamnya sehingga dapat digunakan untuk mengusir nyamuk.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. INSEKTISIDA
1. Insektisida Sintetik
Insektisida sintetik adalah bahan-bahan kimia yang bersifat racun yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan, tingkah laku, perkembang biakan, kesehatan, memengaruhi hormon, penghambat makan, membuat mandul, sebagai pemikat, penolak, dan aktifitas lainnya yang dapat memengaruhi organisme pengganggu tanaman (Rini Wudianto, 1988).
Selain itu, insektisida dapat pula membunuh serangga pengganggu (hama serangga). Insektisida dapat membunuh serangga dengan dua mekanisme, yaitu dengan meracuni makanannya (tanaman atau langsung meracuni serangga tersebut).

2. Insektisida Nabati
Insektisida nabati adalah insektisida yang terbuat dari bagian-bagian tumbuhan seperti akar, batang, daun, buah, ataupun kulit buah.Insektisida nabati, dalam penggunaannya sangatlah aman, karena komposisinya yang terbuat dari bagian-bagian tumbuhan maka insektisida nabati tidak memiliki efek samping yang berbahaya bagi mahluk hidup.
Cara alternatif yang aman yaitu dengan menggunakan bahan alami dari tumbuhan (pestisida nabati).Oleh karena terbuat dari bahan alami maka jenis pestisida ini mudah terurai (biodegradable) di alam sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan karena residunya mudah hilang.
Cara kerja (metode of action) insektisida nabati dalam membunuh atau mengganggu pertumbuhan hama sasaran adalah: (1)mengganggu/mencegah perkembangan telur, larva dan pupa, (2)mengganggu/mencegah aktifitas pergantian kulit dari larva, (3)mengganggu proses komunikasi seksual dan kawin pada serangga (4)meracuni larva dan serangga dewasa imago, (5)mengganggu/mencegah makan serangga, (6)menghambat proses metamorfosis pada berbagai tahap, (7)menolak serangga larva dan dewasa, dan (8)menghambat pertumbuhan penyakit. (Saraswati, 2004). Cara masuk insektisida ke dalam tubuh serangga dengan berbagai cara, diantaranya sebagai racun kontak, yang dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit atau dinding tubuh serangga, racun perut atau mulut, masuk melalui alat pencernaan serangga dan yang terakhir dengan fumigant, yang merupakan racun yang masuk melalui pernafasan serangga. Menurut Untung (1993), insektisida dapat masuk ke dalam tubuh serangga melalui berbagai cara antara lain: sebagai racun perut (stomach poison) yang masuk ke dalam tubuh serangga melalui alat pencernaan serangga, racun kontak (contact poisoining) yang masuk melalui kulit atau dinding tubuh, dan yang terakhir fumigant atau pernafasan yang masuk ke dalam tubuh serangga melalui sistem pernafasan. Banyak senyawa yang merusak sistem saraf dimana berperan menurunkan enzim asetilkolineterase.Enzim ini bertugas menghantarkan pesan atau impuls dari saraf otot melalui sinapse.

B. NYAMUK
1. Jenis-Jenis Nyamuk
Nyamuk adalah serangga tergolong dalam orde Diptera generayang termasuk Anopheles, Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia, Culiseta, dan Haemagoggus untuk jumlah keseluruhan sekitar 35 genera yang merangkum 2700 spesies (Indrawan, 2001).
Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik, tubuh yang langsing, dan enam kaki panjang, antarspesies berbeda-beda tetapi jarang sekali melebihi 15mm.Dalam bahasa Inggris, nyamuk dikenal sebagai “Mosquito”, berasal dari sebuah kata dalam bahasa Spanyol atau bahasa Portugis yang berarti “lalat kecil”.Penggunaan kata “Mosquito” bermula sejak tahun 1583. Di Britania Raya nyamuk dikenal sebagai gnats (www.Wikipedia.com ).

2. Reproduksi Nyamuk
Nyamuk mengalami empat tahap dalam siklus hidupnya yaitu telur, larva, pupa, dan dewasa.Tempo tiga peringkat pertama bergantung kepada spesies – dan suhu.Hanya nyamuk betina saja yang menyedot darah mangsanya.dan itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan makan. Sebab, pada kenyataanya, baik jantan maupun betina makan cairan nektar bunga.Namun, nyamuk betina memberi nutrisi pada telurnya.Sebab, telur-telur nyamuk membutuhkan protein yang terdapat dalam darah untuk berkembang (www.Wikipedia.com).
Fase perkembangan nyamuk dari telur hingga menjadi nyamuk dewasa sangat menakjubkan.Telur nyamuk biasanya diletakkan pada daun lembab atau kolam yang kering.Pemilihan tempat ini dilakukan oleh induk nyamuk dengan menggunakan reseptor yang ada di bawah perutnya.Reseptor ini berfungsi sebagai sensor suhu dan kelembaban.Setelah tempat ditemukan, induk nyamuk mulai mengerami telurnya.Telur-telur itu panjangnya kurang dari 1 mm, disusun secara bergaris, baik dalam kelompok maupun satu persatu.Beberapa spesies nyamuk meletakkan telur-telurnya saling menggabung membentuk suatu rakit yang bisa terdiri dari 300 telur (www.Wikipedia.com).
Setelah itu, telur berada pada masa periode inkubasi (pengeraman). Pada periode ini, inkubasi sempurna terjadi pada musim dingin. Setelah itu larva mulai keluar dari telurnya semua hampir dalam waktu yang sama. Sampai siklus pertumbuhan ini selesai secara keseluruhan, larva nyamuk akan berubah kulitnya sebanyak 2 kali (www.Wikipedia.com).
Selesai berganti kulit, nyamuk berada pada fase transisi.Fase ini dinamakan “fase pupa”.Pada fase ini, nyamuk sangat rentan terhadap kebocoran pupa.Agar tetap bertahan, sebelum pupa siap untuk perubahan kulit yang terakhir kalinya, 2 pipa nyamuk muncul ke atas air.Pipa itu digunakan untuk alat pernafasan (www.Wikipedia.com).
Nyamuk dalam kepompongpupa yang cukup dewasa dan siap terbang dengan semua organnya seperti antena, belalai, kaki, dada, sayap, perut, dan mata besar yang menutupi sebagian besar kepalanya, lalu kepompong pupa disobek di atas.Tingkat ketika nyamuk yang telah lengkap muncul ini adalah tingkat yang paling membahayakan.

3. Jenis-Jenis Penyakit yang Disebabkan Oleh Nyamuk
Sebagian nyamuk mampu menyebarkan penyakit protozoa seperti malaria, penyakit filaria seperti kaki gajah, dan penyakit bawaan virus seperti demam kuning, demam berdarah dengue, encephalitis, dan virus Nil Barat. Virus Nil Barat disebarkan secara tidak sengaja ke Amerika Serikat pada tahun 1999 dan pada tahun 2003 telah merebak ke seluruh negara bagian di Amerika Serikat.Berat nyamuk hanya 2 hingga 2,5mg. Nyamuk mampu terbang antara 1,5 hingga 2,5 km/jam(www.Organisasi.com)
C. DURIAN
1. Klasifikasi dan Ciri Morfologi Durian
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Famili : Bombacaceae
Genum : Durio
Spesies : Durio zibethinusMur
Tumbuhan berbentuk pohon, berumur panjang (perenial), tinggi 27 – 40 m. Akar tunggang, batang berkayu, silindris, tegak, kulit pecah-pecah, permukaan kasar, percabangan simpodial, bercabang banyak, dan arah mendatar. Daun tunggal, bertangkai pendek, tersusun berseling (alternate), permukaan atas berwarna hijau tua, bawah cokelat kekuningan, bentuk jorong hingga lanset, panjang 6,5 – 25 cm, lebar 3 – 5 cm, ujung runcing, pangkal membulat (rotundatus), tepi rata, pertulangan menyirip (pinnate), permukaan atas mengkilat (nitidus), permukaan bawah buram (opacus), tidak pernah meluruh, bagian bawah berlapis bulu halus berwarna cokelat kemerahan. Bunga muncul di batang atau cabang yang sudah besar, bertangkai, kelopak berbentuk lonceng (campanulatus) berwarna putih hingga cokelat keemasan, berbunga sekitar bulan Januari. Buah bulat atau lonjong, panjang 15 – 30 cm, kulit dipenuhi duri-duri tajam, warna coklat keemasan atau kuning, bentuk biji lonjong, 2 – 6 cm – berwarna cokelat, berbuah setelah berumur 5 – 12 tahun (Wiryanta, 2008).

2. Kandungan Dalam Kulit Durian
Kulit durian secara proporsional mengandung unsur selulose yang tinggi (50-60 persen) dan kandungan lignin (5 persen) serta kandungan pati yang rendah (5 persen) sehingga dapat diindikasikan bahan tersebut bisa digunakan sebagai campuran bahan baku papan olahan serta produk lainnya yang dimampatkan. Nilai keteguhan lengkung (Modulus of Elastisity) produk papan partikel dari limbah kulit durian yang menggunakan perekat mineral (semen) adalah sebesar 360 kg/cm2 dengan nilai keteguhan patah (Modulus of Rupture) sebesar 543 kg/cm2 (www.gizinet.com).
Kandungan kimia kulit durian yang dapat dimanfaatkan adalah pektin.Pektin merupakan senyawa yang baik digunakan sebagai pengental dalam makanan.sehingga pektin yang diperoleh dari kulit durian dapat dimanfaatkan sebagai pengental dalam pembuatan cendol (www.crayonpedia.com).

3. Manfaat Kulit Durian
Lumatan kulit durian dapat dilumaskan ke perut untuk memudahkan buang air besar; juga untuk mengobati ruam pada kulit (sakit kurap), air abu kulit buah durian dapat digunakan sebagai obat pelancar haid dan juga penggugur kandungan (abortivum) Abu dan air rendaman abu bisa digunakan sebagai campuran pewarna tradisional.
Orang-orang tua zaman dulu yang memanfaatkan kulit durian ini untuk bahan bakar pengusir nyamuk atau bahan bakar untuk memasak maka ini terbukti berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kalor kulit durian yang diperoleh menunjukkan angka sebesar 3786,95 kal/gram dengan kadar abu rendah yaitu 4 persen (www.Organisasi.com).

. BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penilitian kuantitatif.Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu(Sugiyono, 2007).
Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimen kuantitatif. Eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2007).

B. WAKTU PENELITIAN
Waktu penelitian akan dilakukan selama 5 bulan yaitu dari Februari – Juli 2014 dengan tahap-tahap sebagai berikut:
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitan
NO KEGIATAN WAKTU
1. Persiapan
1. Pengumpulan materi
2. Pemahaman materi (objek penelitian)
07-17 Februari 2014
18-28 Februari 2014
2. Pelaksanaan Penelitian
1. Pembuatan ekstrak kulit bagian dalam buah durian (insektisida nabati (antinyamuk))
2. Pengujian ekstrak kulit bagian dalam buah durian
3. Pengambilan data dan dokumentasi
13-16 Maret 2014

17-20 Maret 2014

13-20 Maret 2014
3. Uji Laboraturium 11-16 Juni 2014
4. Penulisan Hasil Penelitian
1. Analisa hasil penelitian
2. Penyusunan hasil penelitian
17Juni 2014
18-23 Juni 2014

C. SUBJEK PENELITIAN
Kami meneliti kulit bagian dalam buah durian yang dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan insektisida nabati Antinyamuk.

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini kami akanmenggunakan beberapa teknik, yaitu
1. Eksperimen
Eksperimen ialah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan cara melakukan berbagai percobaan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.
Dalam penelitian ini ekspereimen digunakan untuk mencari tahu seberapa efektif ekstrak kulit bagian dalam buah durian.

2. Observasi
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua diantara yang terpentng adalah proses pengamatan dan ingatan.
Dalam penelitian ini, teknik observasi digunakan untuk mendapatkan data tentang perilaku nyamuki terhadap ekstrak kulit bagian dalam buah durian.

3. Uji Laboratorium
Uji laboratorium dalam penelitian ini digunakan untuk mencari tahu persentase kandungan alkohol yang terkandung dalam kulit bagian dalam buah durian.

4. Interview (Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila penelii ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2007).
Dalam penelitian ini, wawancara digunakan untuk mendapatkan data tentang fungsi alkohol dan standar maksimal penggunaan alkohol.

E. BAHAN PENELITIAN
Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain
1. Durian, yaitu kulit dalam buah durian, sebagai bahan insektisida nabati (antinyamuk).
2. Alkohol, berfungsi memperkuat aroma buah durian, serta mempercepat penguapan larutan sehingga tidak mengendap, menyegarkan aroma kulit bagian dalam buah durian,
3. Air, berfungsi sebagai pelarut.

F. ALAT PENELITIAN
Alat yang dibutuhkan dalam pembuatan larutan insektisida nabati (antinyamuk) antara lain :
Tabel 2. Daftar Alat Penelitian
NO NAMA ALAT FUNGSI
1. Pisau Memotong kulit dalam buah durian menjadi potongan-potongan kecil.
2. Baskom Wadah penampung bahan-bahan dan larutan.
3. Neraca Menimbang bahan-bahan olahan.
4. Blender Menghaluskan potongan kulit dalam buah durian dan mencampur rata bahan-bahan.
5. Kain Ayakan Memeras larutan setelah diblender.
6. Saringan Menyaring larutan setelah diperas.
7. Gunting Memotong kulit bagian dalam buah durian.
8. Sendok Mengaduk larutan setelah diblender dan diperas.
9. Tabung Semprot Wadah penampung larutan ekstrak kulit bagian dalam buah durian.

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan proposal penelitian kami yang berjudul Pemanfaatan Ekstrak Bagian Dalam Kulit Buah Durian Sebagai Insektisida Nabati Antinyamuk.Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga proposal ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.Proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya proposal ini.
Semoga dengan adanya proposal ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Jimbaran, 19 September 2013

Penyusun

2 tanggapan untuk “METODE PENELITIAN DAN PENULISAN ILMIAH Pemanfaatan Limbah Bagian Dalam Kulit Buah Durian Sebagai Insektisida Nabati Anti Nyamuk

Tinggalkan komentar